Senin, 22 Desember 2014

Sejarah Kerajaan Larantuka [1]

Situs Istana Raja Larantuka

Menyebut Larantuka, bagi yang memahami Bahasa Lamaholot tentu telah tahu bahwa kata itu sebenarnya terdiri dari dua [2] kata. Larantuka merupakan gabungan dari dua kata Bahasa Lamaholot, yaitu: Laran [Raran]= Jalan; dan Tuka'= Tengah. Kini merupakan ibu kota Kabupaten Flores Timur, satu-satunya kabupaten di pulau Flores yang menggunakan nama Flores.

Nama Flores merupakan identifikasi bangsa penjelajah Portugis. Tertulis dalam jurnal pelayaran kapal layar Victoria dan St. Antonio dibawah pimpinan nahkoda Juan Sebastián de Elcano, catatan yang di buat oleh seorang bangsawan Italia (penulis) Antonio Pigafetta, disebutkan pada bulan Januari dan Februari 1522 – dalam perjalanan menuju Madrid dari Fhilipina, kedua kapal dari ekspedisi Fernão de Magalhães [Fernando de Magallanes; Magelhaens]–telah melewati perairan Alor dan Solor; menyinggahi beberapa pelabuhan di beberapa kepulauan Solor, Alor, Lembata bagian timur dan Bunga Wutun/Cabe da Flora (Flores bagian Timur) dalam Ekspedisi Menuju Kepulauan Rempah-Rempah. Pigafetta inilah untuk pertama kalinya membuat peta tentang Flores Timur saat itu. Pulau Adonara dinamakan Sarbiti [Sarabiti]. [Bandingkan dengan P. Saring Oring Bao, Nama Purba Flores adalah Nusa Nipa; Nipa=Ular].

Pulau Flores sudah sangat lama didiami manusia. Jauh sebelum beberapa pulau lain di Indonesia didiami. Hasil temuan P. Theodorus Verhoeven & P. J Maringer (tahun 1950-an), di Flores Barat & tengah [bandingkan dengan Situs Liang Bua], berbagai peninggalan arkeologis berupa peralatan dari Batu, sisa-sisa makanan manusia dan kerangka manusia, menunjukkan Flores sudah didiami oleh manusia sejak zaman Paleolitikum (Theodor Verhoeven, "Neue Funde praehistorischer Fauna in Flores", dalam Anthropos 53 (1958): hal. 229-232).

Dekat penggalian itu, ditemukan fosil sejenis gajah dari Zaman Pleistosen [Zaman Es] yang sudah punah (Stegodon Trigonocephalus Solorensis) yang hingga kini cuma ditemukan di Flores. Kenyataan ini membuat dugaan bahwa manusia pertama, yang mungkin ialah Proto-Negrito, telah tiba di Flores ketika Flores masih satu dengan daratan Asia (Theodor Verhoeven, "Pleistozane Funde in Flores", dalam Anthropos 1953 (1958), hal. 264-265, dan Josef Maringer und Theodor Verhoeven, "Die Steinartefakte aus der Stegodon-Fossilschicht von Mengeruda auf Flores, Indonesien", dalam Anthropos 65 hal. 229-247).

Larantuka

Larantuka terletak pada 8.4 derajat LS dan 123 derajat BT. Merupakan Kota Pelabuhan [Perdagangan] sejak abad ke 16. Bandar Perdagangan Indonesia bagian tenggara. Bertumbuh sangat pesat ketika Benteng Lohayong, Solor, direbut oleh Belanda dan sebagian bangsa Portugis melarikan diri ke Larantuka, selain di Desa Konga dan Wureh, setelah diterima oleh Raja Larantuka. Sekaligus menjadi pusat Misi Katolik menggantikan Lohayong.

Masyarakat Larantuka memang sangat heterogen semenjak dahulu. Tidak se homogen masyarakat Papua, misalnya. Perpaduan dari berbagai etnis, budaya, dan bangsa. Baik Eropa, Asia, dan Nusantara. Secara umum penduduk perdana Larantuka dikategorikan dalam dua [2] bagian utama Nusantara bagian Barat dan Timur. Suku-suku dari bagian Barat dinamakan Sina-Jawa-Malaka. Sina adalah suku dari bagian China Selatan; Jawa adalah suku Hindia-Jawa; dan Malaka ialah suku Melayu termasuk Portugis-Hitam yang pernah tinggal di Malaka. Sementara dari bagian Timur disebut Keroko Puken. Yaitu yang datang dari Maluku [Ternate, Gorom], Laut Arafuru, Laut Banda, dan termasuk yang dari pulau Timor serta wilayah perairan Lamaholot yaitu Pulau Lepan dan Batang yang tenggelam ke dasar Laut.

Beberapa gelombang perpindahan penduduk telah terjadi dan masuk menetap di Larantuka [Kerajaan Larantuka]. Baik dari Barat maupun Timur [Termasuk dari Sumbawa]. Pembauran berbagai suku bangsa ini, ditambah dengan keturunan Eropa dalam proses perkawinan dan asimilisai budaya, akhirnya menjelma ke dalam suatu sistem sosial yang lebih besar kemudian disebut sebagai Suku Lamaholot.

Larantuka, Lamaholot [Flores Timur], terletak disebelah timur garis Wallace, daerah peralihan flora dan fauna Euroasia dan Australia, kedua kontinen saling mempengaruhi. Begitupun manusianya (bercampur-baurnya unsur Melayu, Papua dan Eropa) tampak pada raut muka, warna kulit, rambut, dan bentuk tubuh yang ditemukan dalam sebuah kampung, bahkan dalam sebuah keluarga yang sama. Maka tak heran jika dalam satu keluarga, kita akan temukan diantara keluarga kandung sangat heterogen. Berbeda.

Suatu varietas manusia yang sangat menarik, yang tidak ditemukan dimanapun dimuka bumi ini, kecuali barangkali di Brasil, dimana ditemukan suatu tipe manusia berbudaya sinkretis yang harmonis jenis Luso-Tropis". Menurut pendapat sosiolog Brasil, Gilberto Freyre, "ini merupakan keadaan, yang harus dicapai oleh umat manusia sebagai keseluruhan" (Gilberto Freyre, "Le Portugais et Les Tropiques", dalam Karl-Heinz Kohl, 2009, Ledalero.

Demikianpun dengan bahasa. Umumnya, bahasa yang digunakan di Lamaholot [Flores Timur] adalah Bahasa Lamaholot. Meski dengan dialeg masing-masing antara wilayah satu dengan lainnya. Namun sedikit berbeda yang digunakan di Kota Larantuka, Konga, dan Wureh. Ketiga wilayah ini berbahasa Nagi [Bahasa Larantuka]. Bahasa Nagi merupakan Bahasa Melayu. Ada pertanyaan menarik: Mengapa di ketiga wilayah ini berbahasa demikian, padahal ketiga wilayah ini masuk dalam wilayah yang berbahasa Lamaholot?

Penelusurannya sederhana. Seperti telah disebutkan di atas, ketika Benteng Lohayong jatuh, bangsa Portugis melarikan diri menuju tiga [3] tempat ini dan menetap. Bahasa Nagi sebenarnya bahasa Melayu atau dialeg Melayu yang digunakan oleh Portugis. Karena berbaur dalam perkawinan dan asimilasi budaya, kemudian menjadi bahasa utama ketiga tempat itu. Itu artinya, sebelum menetapnya bangsa Portugis di ketiga wilayah ini, masyarakat setempat dalam percakapan sehari-hari menggunakan Bahasa utama, Bahasa Lamaholot. Ini terbukti dari nama-nama Raja Larantuka sebelum kehadiran Portugis, yang sungguh sangat nyata gunakan nama-nama Lamaholot.***Frank Lamanepa

--------------------[to be bersambung.... (2)]
Share this article now on :

+ komentar + 1 comment

9 Desember 2017 pukul 02.11

https://kokonatsutrrrrrrrrrrrrr.blogspot.sg/2017/12/sifat-jelek-berdasarkan-zodiak-cek.html
https://kokonatsutrrrrrrrrrrrrr.blogspot.sg/2017/12/8-cara-fast-food-membunuh-anda-secara.html
https://kokonatsutrrrrrrrrrrrrr.blogspot.sg/2017/12/usai-vaksin-dbd-997-anak-si-filipina.html

Taipan Indonesia | Taipan Asia | Bandar Taipan | BandarQ Online
SITUS JUDI KARTU ONLINE EKSKLUSIF UNTUK PARA BOS-BOS
Kami tantang para bos semua yang suka bermain kartu
dengan kemungkinan menang sangat besar.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
Cukup Dengan 1 user ID sudah bisa bermain 7 Games.
• AduQ
• BandarQ
• Capsa
• Domino99
• Poker
• Bandarpoker.
• Sakong
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• FaceBook : @TaipanQQinfo
• WA :+62 813 8217 0873

Terimakasih yukie atas Komentarnya di Sejarah Kerajaan Larantuka [1]

Posting Komentar