Selasa, 14 Januari 2014

Larantuka Kian Marak Aksi Pencurian

Menjelang akhir tahun 20113 dan Januari 2014, Larantuka dan sekitarnya dikejutkan oleh merebaknya fenomena Pencurian. Yang menjadi sasaran selain Uang, adalah barang elektronik sejenis Laptop/Notebook, Camera Digital, dan Handphone. Fakta di lapangan menunjukkan kian tingginya kasus ini. Lokus pencurian, menyebar dari Kelurahan Weri sampai Lewolere. Waktu pencurian diperkirakan dinihari. Yang menarik, aksi pencurian ini selalu disertai dengan melahap semua makanan dan minuman yang ada dalam rumah sasaran.

Setelah mencuri barang berharga, kawanan pencuri ini bahkan menghabiskan seluruh logistik ditempat itu juga. Seolah-olah menjadi ciri. Kadang jika rumah sasaran tak terdapat barang berharga, merekapun tetap menghabiskan makanan-minuman yang ada. Banyak yang menduga ini adalah sebuah gaya atau pola baru. 

Beberapa kasus menunjukkan pola yang agak unik. Jika yang dicuri itu berupa uang, kawanan ini meninggalkan jejak robekan uang nominal terbesar di tengah rumah korban. Bahkan kejadiannya siang hari sekitar pkl. 11.00 Wita.

Sejauh yang terjadi, pencurian ini dilakukan secara berantai. Beberapa rumah dijarah dalam sekali aksi. Dari penuturan beberapa korban dan saksi yang sempat melihat sebelum kejadian, terlihat ada beberapa wajah-wajah baru yang berkeliaran di sekitar lokasi, disebutkan bahwa rata-rata kawanan ini terdiri dari remaja usia tanggung. Dan diyakini memiliki jaringan termasuk penadahnya.

Sementara itu, ada sebuah pola yang diyakini terkait waktu pencurian. Bahwa kasus pencurian ini selalu saja terjadi di malam atau hari sebelum esoknya jadual tiba Kapal Ferry Larantuka - Kupang. Oleh karena jadual kapal tersebut selalu jatuh pada hari Senin, Rabu, dan Jum'at, maka kejadian pencurian selalu terjadi di hari-hari tersebut (malam Senin, malam Rabu, dan malam Jum'at).

Hingga kini, kasus-kasus pencurian ini telah timbulkan kepanikan ditengah masyarakat. Jika malam, hampir disemua kelurahan selalu berjaga-jaga dengan beberapa peralatan "anti pencurian". Bahkan beberapa tempat telah sepakat untuk menghabiskan nyawa kawanan pencuri jika berhasil ditangkap. Sebuah reaksi pungkas yang tak tanggung-tanggung.

Yang patut dan menjadi penasaran terbesar adalah motif dari merebaknya kasus ini. Apakah gejalanya didorong karena sekadar kenakalan atau himpitan ekonomi? Jika lantaran himpitan ekonomi, semoga bukan lantaran colapsnya Mitra Tiara dalam membayar simpanan dan bunga nasabahnya.
Share this article now on :

Posting Komentar