Foto, Melky Koli Baran |
Langit Flores Timur masih lembab. Curah hujan di bulan Januari masih cukup tinggi. Para petani desa larut dalam kesibukan membenahi kebun-kebun. Sementara pucuk-pucuk muda tanaman di ladang-ladang mulai mekar menghijau.
Berbeda dengan yang terjadi di belahan lain negeri ini, banjir dan longsor menjadi cerita rutin di layar televisi.Jakarta, ibu kita negeri kepulauan ini terkepung bencana tahunan ini.
Di sini, di Flores Timur, masyarakat kampung Welo, di kecamatan Lewolema dan warga kelurahan Larantuka di kecamatan Larantuka berjibaku masuk hutan dan menyisir sejumlah lereng curam di wilayah itu.
Ratusan warga dari laki-laki dan perempuan berbaur disana. Ribuan pohon ditanam di daerah-daerah yang telah diidentifikasi rawan banjir dan longsor.
Selain warga, hadir juga puluhan anggota TNI Angkatan Darat dari Kodim 1624 Flores Timur. Mereka dipimpin Komandan Rayon Militer (Danramil) 01 Larantuka Letnan Kasmir Tomo Tani.
Tampak juga para perwira Kodim 1624, para Pasi ada disana. Komandan Kodim 1624 Flores Timur Letkol (Arm) Agus Hadi Waluyo memonitor langsung aksi kemanusiaan ini di lapangan.
Berbaur
Di hutan menanjak menuju bukit Barahia di Welo, Jumat 31 Januari 2014, FBC bersua dengan Dandim 1624 Flores Timur yang datang ke sana untuk memonitor kerja sama warga dan para anggotanya. Sekitar 5000 pohon aneka jenis ditanam hari itu.
“Sebetulnya hari ini libur Imlek. Tapi TNI tidak kenal libur jika masyarakat membutuhkan. TNI siap 24 jam untuk masyarakat”, demikian kata DandinFloresTimur Letkol Agus hadi Waluyo di hadapan warga kampung Welo.
Pemandangan yang sama FBC saksikan di kelurahan Larantuka Selasa 11 Februari. Pagi itu, ketika embun belum sirna, udara lereng gunung Ile mandiri masih basa, dan mendung membalut lereng gunung itu sampai puncak.
Warga kelurahan Larantuka yang digerakkan oleh Tim Siaga Bencana Kelurahan (TSBK) pimpinan Hans Riberu dan lurah Larantuka Andris Fernandez beranjak keluar dari rumah masing-masing menuju lereng curam belakang kelurahan itu.
Hari itu warga siap menanam 2000 anakan pohon bambu. Di jalan luar yang melingkari kelurahan-kelurahan sepanjang lereng gunung itu, prajurit-prajurit TNI Angkatan Darat dari Kodim 1624 Flores Timur kembali berbaur dengan warga.
Tak ketinggalan Dandim 1624 Floroes Timur Letkol (Arm) Agus Hadi Waluyo ada disana. Ketika FBC datang kesana, orang nomor satu TNI Angkatan Darat di Flores Timur dan Lembata ini sedang lari pagi di kawasan kelurahan Larantuka.
Secara tidak langsung, kehadiran Komandan Kodim 1624 Flores Timur di pagi itu sangat motivasi warga untuk berbaur dalam aksi yang dimotori TSBK, yang mendapat dukungan pemerintah Kecamatan Larantuka.
5000 pohon
Sebuah pemandangan yang unik di hari Imlek terjadi di kampung Welo, kecamatan Lewolema, Flores Timur. Pagi itu, ketika di sentra-sentra warga Tionghoa lagi sibuk dengan perayaan Imlek, ratusan warga, laki dan perempuan bersama jajaran Kodim 1624 Larantuka melintasi sebuah kali yang meliuk turun gunung dan bermuara di dataran kampung Welo.
Dari kali inilah, setiap musim hujan selalu menggelontorkan banjir bercampur batu dan kayu menerjang ke hilir dan tak tanggung-tanggung melabrak dataran kampung Welo.
Emanuel Bilang Rurun, salah satu Kepala Dusun di kampung itu merefleksikan bahwa, banjir dari kali Belen di kampung itu semakin sering terjadi setelah sebuah kawasan hutan bernama Barahia dijadikan ladang beberapa tahun silam.
Kajian partisipatif desa dua tahun lalu bersama Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial di Flores Timur menemukan juga bahwa sumber utama banjir yang sering menerjang kampung itu berasal dari berbagai longsoran yang terjadi di kawasan itu.
Bukit-bukit yang berlapis di kawasan itu sering mengelupas melongsor turun diterpa lebatnya hujan. Longsoran-longsoran ini bermuara ke berbagai anak kali di kawasan itu dan menyatu di kali Belen yang melewati kampung Welo.
Temuan-temuan seperti inilah yang menggerakkan kesadaran masyarakat untuk memperbaiki kualitas kawasan itu. Salah satu pilihan yang bisa dilaksanakan oleh masyarakat adalah melakukan penanaman aneka pohon di kawasan yang teridentifikasi gersang, kritis dan sering longsor.
Dandim Letkol Agus Hadi Waluyo saat memberi pengarahan (Foto : FBC/Melky Koli Baran)
Bersama Yayasan yang mendampingi warga di Welo inilah disepakati untuk menanam kemiri dan bambu di kawsan ini. Kemiri dipilih karena memiliki akar yang menukik ke dalam tanah. Selain itu biji kemiri bisa dijual untuk menambah penghasilan warga. Sedangkan bambu itu jenis tanaman berserabut yang memiliki kemampuan memperkuat tanah.
Emanuel juga mengapresiasi dukungan dan keterlibatan langsung TNI Angkatan Darat dari Kodim 1624 Flores Timur. Bagi masyarakat Welo, kehadiran langsung di lapangan sangat memotivasi warga untuk terus menanam dan setiap merawat tanaman yang ditanam hari itu.
“Hari ini libur umum. Bapak-bapak TNI memilih libur bersama kami di Welo. Kami mengucapkan limpah terima kasih dan tidak akan mengecewakan setiap keringat jatuh hari ini. Pak Dandim, terima kasih untuk dukungan dan kehadiran langsung bapak di lapangan bersama kami yang dalam berbagai hal kurang mendapat perhatian”, kata Emanuel Ruron.
Hari itu, selain Dandim 1624, hadir lengkap di Welo para perwira Kodim 1624 Flores Timur. “Hari ini kami semua ke sini walau hari libur. Semua perwira lengkap saya bawa.Parapejabat Kodim seperti Pasi juga ada di sini”, kata Dandim Letkol Agus.
Selain bambu dan kemiri di Barahia, ribuan anak pohon mahoni dan bambu juga ditanami warga dan TNI sepanjang kali Belen dan jalan Usaha Tani menuju ke kawasan pertanian Barahia.
200 Anak Bambu
Pemandangan serupa terjadi juga di kelurahan Larantuka kecamatan Larantuka. Selasa, 11 Februari 2014. Kawsan hutan di lereng terjal gunung Ile Mandiri yang terletak di belakang Kelurahan Larantuka menjadi tujuan aksi warga bersama Kodim 1624 Flores Timur.
Hari itu, sebanyak 2000 anakan bambu yang disumbangkan Wakil Ketua DPRD Flores Timur Anton Gege Hadjon ditanam di sisi dua lereng curam yang mengarah ke sebuah lemba curam meunju ke jantung kelurahan Larantuka.
Di batas antara kelurahan itu dengan kawasan hutan lindung Ile Mandiri, sebuah bronjong memotong lemba terbuka menuju pemukiman warga. Bronjong setinggi kurang lebih dua setengah meter itu berdiameter tiga meter pula. Di bagian dalam, tinggi bronjong itu kira-kira satu meter lebih karena telah terjadi pendangkalan.
Di atas bronjong itulah, TNI dan warga berjejer melakukan apel pembukaan sebelum aksi penanaman bambu. Setelah pengarahan dari camat Larantuka Yos Tua Dolu, aksi penanaman bambu yang disponsori TSBK Larantuka itu dipimpin langsung oleh Koramil 01 kota Letnan Kasmir dibantu sejumlah perwira Kodim 1624 Flores Timur.
Sebelumnya, staf teknis pada Unit Pengelola Tekhnis Daerah (UPTD) kecamatan Larantuka bersama Kodim telah melakukan survei pemetaan lokasi-lokasi yang menjadi sasarn penanaman.
Berdasarkan hasil survei itulah, warga dan TNI membaur dalam tiga kelompok kerja. Dua kelompok masing-masing menyisir sisi kiri dan kana lembah curam itu sedangkan satu kelompok yang terbanyak terdiri dari kaum perempuan bertugas mengangkut dan mengedarkan anakan bambu yang berada dilingkar luar kelurahan itu.
Diselingi tawa canda dan berbagai ungkapan penyemangat, warga dan TNI lenyap dalam rimbunan belukar sambil membenamkan dua ribu anakan bamboo sebagai upaya memperkuat kualitas lereng curam itu agar tidak lagi mengulangi bencana banjir bandang tahun 1979 silam.
Hari menanjak siang. Satu persatu warga maupun TNI yang berada di hutan lereng Ile Mandiri itu beranjak turun dan berkumpul lagi di atas bronjong. Setelah upacara penutupan sederhana, satu persatu melangkah turun menuju pemukiman dan kembali ke tempat masing-masing.
Mendung yang menggantung di puncak gunung itu perlahan merayap turun. Kucuran hujanpun datang mengguyur kawasan itu. Alam jugalah yang membesarkan tanaman-taman bambu muda itu. Yang perlu diwaspadai warga adalah menghindari kebakaran dan tindakan pengrusakan lainnya agar aksi sehari bersama TNI tanpa menguras biaya sesenpun itu tidaklah sia-sia. *** (Melky Koli Baran/Floresbangkit.com)
Posting Komentar