Senin, 30 November 2015

Bukti-bukti bahwa Kota Atlantis Ada di Laut Jawa


Kisah Atlantis datang kepada kita dari Timaeus dan Critias, dua dialog Socrates, yang ditulis pada sekitar 360 SM oleh Plato. Ada empat orang dalam sebuah pertemuan yang telah bertemu pada hari sebelumnya untuk mendengarkan Socrates (ca 469-399 SM) menggambarkan mengenai sebuah negara yang ideal. Socrates ingin Timaeus dari Locri, Hermocrates, dan Critias untuk menceritakan kisah-kisah tentang interaksi Athena dengan negara-negara lain. Yang pertama adalah Critias, yang berbicara tentang pertemuan kakek buyutnya dengan Solon (ca 638-559 SM), salah satu dari tujuh orang bijak, seorang penyair Athena dan penata hukum yang terkenal, saat berkunjung ke Sais, Mesir pada sekitar 590 SM. Pada saat Solon di Mesir, pendeta disana membandingkan Mesir dengan Athena, dan bercerita tentang dewa-dewa dan legenda masing-masing. Salah satu kisah pendeta Mesir tersebut adalah tentang Atlantis. Para pendeta mengaku memiliki akses perihal catatan tentang Atlantis yang tertulis pada pilar-pilar didalam kuil. Setelah mendapatkan pengetahuan tentang kisah Atlantis, Solon menuliskannya dalam puisi-puisi dan membawanya kedalam pengetahuan orang Yunani.
Plato tidak mendengar kisah asli Atlantis, tetapi dari cerita Solon sekitar 300 tahun sebelumnya yang mendengar kisah tersebut dari pendeta Mesir yang membacanya dari catatan-catatan didalam kuil. Solon tidak membaca kisah tersebut secara langsung; tetapi pendeta Mesir – yang ahli dalam hieroglif – yang menceritakan kepada Solon tentang apa yang tertulis didalam catatan mengenai kisah Atlantis yang hilang tersebut. Plato mendengar kisah tersebut dari Critias yang merupakan cicit Solon, dengan demikian kisah tersebut telah diwariskan sebanyak 3 generasi sebelum sampai kepadanya.
Kedua sumber kisah Atlantis dalam catatan Mesir maupun puisi Solon tidak ditemukan sampai sekarang. Oleh karena itu, dialog-dialog Plato, yaitu Timaeus dan Critias, merupakan referensi yang paling awal mengenai kisah Atlantis (dengan alasan yang tidak diketahui, Plato tidak pernah menyelesaikan Critias). Dialog-dialog tersebut, oleh karena itu, merupakan satu-satunya sumber fenotip Atlantis yang paling lengkap.
Penulis menerapkan perumpamaan “model partikulat warisan”, yang biasa digunakan dalam ilmu biologi, dimana seolah-olah fenotip kisah Atlantisnya Plato diwariskan dari fenotip asli catatan di Mesir, sebagai sebuah kontinum dalam serangkaian “keturunan”. Dalam proses ini, fenotip “warisan” ditentukan oleh faktor-faktor “genotip”, “epigenetik” dan “lingkungan tak-terwariskan” dari “leluhurnya”. Faktor “genotip” adalah bagian (“rangkaian DNA”) “genetik” kisah tersebut. Faktor “epigenetik” adalah variasi sifat fenotipik kisah tersebut yang disebabkan oleh faktor eksternal atau lingkungan. Faktor “lingkungan tak-terwariskan” adalah distorsi, hiasan dan perwujudan kisah tersebut oleh pencerita. “Mutasi genetik” kisah mungkin dapat juga terjadi didalam proses “pewarisan” tersebut. Satu-satunya yang dikenal sekarang adalah fenotip yang telah terwariskan, sehingga faktor-faktor tersebut diatas tidak terdeteksi, tapi pasti telah mempengaruhi.
Setelah penelitian yang komprehensif, penulis mengungkapkan teori baru yang menghipotesiskan bahwa pulau dan kota Atlantis yang hilang terletak di Laut Jawa, seperti dituliskan dalam buku Atlantis: The lost city is in Java Sea, yang diterbitkan pada bulan April 2015. Karya tersebut dihasilkan dari penelitian dan analisis referensi serta beberapa pengamatan lapangan selama lebih dari 5 tahun. Hal ini menghasilkan bukti-bukti akurat hipotesis tersebut bahwa fenotip kisah Atlantis sesuai dengan lokasi yang dimaksud.
Tabel berikut menunjukkan ringkasan bukti-bukti fenotip kisah Atlantis di lokasi yang dihipotesiskan. Beberapa bukti kurang penting lainnya tidak tercantum.
No
Fenotip
Rujukan oleh Plato
Bukti-bukti
Bagian didalamTimaeus
Bagian didalamCritias
A
NEGARA



1
Pada suatu tempat yang jauh di “Samudera Atlantik” (pemahaman Yunani kuno)
24e

2
Lebih besar dari gabungan “Libya” dan “Asia” (Asia Kecil) (pemahaman Yunani kuno)
24e
108e
3
Jalan menuju pulau-pulau lain
24e

4
Dapat mencapai benua di seberangnya yang meliputi samudera yang sebenarnya
24e

5
Bentang daratan seluruh negeri, di wilayah pada sisi samudera, sangat tinggi dan terjal

118a
6
Sebuah bukit kecil dan dataran yang rata dan luas dekat laut, dapat dicapai kapal dan perahu dari laut; saluran air pada dataran yang dialirkan menuju laut

113c, 113e, 118d
7
Di seberang tugu tapal batas, orang Yunani menyebutnya tugu “Herkules”
24e, 25c
108e, 114b
8
Didepan sebuah selat
24e, 25a

9
Laut yang dikelilingi oleh benua tak terbatas
25a

10
Ada beberapa pulau di laut
24e
114c
11
Beriklim dua musim – “panas” (kemarau) dan “dingin” (hujan)

112d, 118e
12
Mata air panas dan dingin

113e, 117a
13
Berlimpah air berkat curah hujan tahunan

111c
14
Iklim dengan suhu udara yang amat nyaman

111e, 112d
15
Tanahnya subur, terbaik untuk pertanian dan peternakan

111e, 113c
16
Keragaman flora dan fauna yang sangat luas

114e, 115a, 115b
17
Gajah, kuda, “banteng” dan lumba-lumba

114e, 116e, 117c to 117e, 119b, 119d to 120a
18
Berlimpah makanan untuk mempertahankan peradaban dan menciptakan angkatan perang (sekitar 20 juta orang)

111e, 118e, 119a
19
Peradaban yang maju pada zamannya
24e, 25a

20
Gempabumi dan “banjir” dari laut (tsunami)
25c, 25d
108e, 111a, 112a
21
Terbenam tak henti-hentinya (kenaikan muka air laut pasca-glasial)

111b, 111c
22
Laut di lokasi ibukota Atlantis “sekarang” (waktu Solon) tidak dapat dilewati dan ditembus karena adanya  “karang tanah liat” (terumbu karang), yang disebabkan oleh “penurunan” pulau (kenaikan muka air laut)
25d

23
“Kota Atlantis” sekarang berada dibawah laut
25d

B
HASILBUMI (“BUAH”)



24
Dua panen setiap tahun, di “musim dingin” (musim hujan) diairi oleh hujan dan di “musim panas” (musim kemarau) oleh irigasi dari kanal

118e
25
Akar-akaran, daun-daunan, kayu-kayuan dan esens disuling dari “buah” dan bunga

115a
26
“Buah” yang dibudidayakan, dikeringkan, untuk makanan dan lainnya, yang digunakan sebagai makanan pokok – dengan nama umum “biji-bijian”

115a
27
“Buah” yang memiliki kulit keras, airnya dapat diminum, ada dagingnya dan dapat digunakan sebagai minyak urapan  

115b
28
Sejenis kacang-kacangan, yang memberikan kesenangan dan hiburan

115b
29
“Buah” yang dibusukkan dengan dipelihara, yang kita gunakan sebagai cuci mulut setelah makan malam

115b
30
Menakjubkan dan dalam kelimpahan tak terbatas

115b
C
DATARAN LUAS DEKAT IBUKOTA



31
Di dekat dan di sekitar kota terdapat dataran sangat luas

118a
32
Dikelilingi oleh pegunungan yang menurun menuju laut

118a
33
Halus dan rata

118a
34
Bentuk umumnya adalah persegi panjang dan lonjong

118a, 118c
35
Membentang dalam arah memanjang 3.000 stadium (± 555 km), melintang 2.000 stadium (± 370 km)

118a
36
Mengarah ke selatan, terlindung dari utara

118b
37
Dikelilingi oleh sederetan pegunungan besar dan kecil yang indah; terdapat desa-desa dan rakyat yang makmur

118b
38
Sungai, rawa dan padang rumput  – persediaan makanan yang berlimpah untuk semua hewan, liar atau jinak

118b
39
Berbagai macam kayu – berlimpah untuk bermacam-macam karya

118b
D
SALURAN AIR DALAM DATARAN




Saluran keliling



40
Luar biasa besarnya, tak diduga bahwa itu buatan

118c
41
Dalamnya 100 kaki (± 30 m), lebarnya 1 stadium (± 185 m), panjangnya 10.000 stadium (± 1.850 km)

118c
42
Mendapatkan aliran dari pegunungan

118d

Saluran pedalaman dan terusan



43
Saluran pedalaman yang lurus, lebarnya sekitar 100 kaki (30 m), intervalnya sekitar 100 stadia (18,5 km) dan bermuara kedalam saluran keliling

118d
44
Terusan digali dari saluran pedalaman yang satu ke yang lain

118e
45
Digunakan untuk mengangkut kayu dan hasil bumi menggunakan kapal

118e

Saluran irigasi



46
Menyadap dari saluran yang lain

118e
47
Mengairi lahan di “musim panas” (musim kemarau) sementara di “musim dingin” (musim hujan) mendapatkan air dari hujan, menghasilkan dua kali panen dalam setahun

118e
E
MINERAL DAN BATUAN



48
“Kuningan”/”perunggu” (tembaga, timah dan seng)

116b, 116c
49
Timah

116b, 116c
50
“Orichalcum”, mineral lebih berharga dari apa pun kecuali emas, berkilau, warna merah, sumberdayanya melimpah

114e, 116c, 116d
51
Emas

114e, 116c, 116d, 116e
52
Perak

116d, 116e
53
Batu-batunya berwarna hitam, putih dan merah

116a, 116b
54
Batuannya dapat dilubangi untuk dermaga ganda

116a, 116b
F
MITOS DAN ADAT-ISTIADAT



55
“Poseidon” (dewa laut atau air, penata hukum)

113c to 113e, 116c, 116d, 117b, 119c, 119d
56
“Herkules” (anak dewa tertinggi, kelahirannya tidak senonoh, memiliki selera yang tak terpuaskan, sangat kasar, brutal dan keras)
24e, 25c
108e, 114b
57
Korban “banteng”

119d to 120c
58
Candi atau piramida

116c, 116d, 116e, 117c, 119c
59
Aktifitas maritim

114d, 115c to 116a, 117d, 117e, 119b
60
Transportasi air

118e
Frase-frase atau nama-nama dalam tanda kutip, sedapat mungkin diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia, seperti yang ditulis oleh Plato, baik terjemahan dari rujukan asli dalam Bahasa Yunani atau istilah yang tidak ditemukan dalam bahasa Yunani. Frase-frase dalam kurung adalah interpretasi oleh penulis.
***
Hak Cipta © 2015, Dhani Irwanto 


Share this article now on :

Posting Komentar