Sabtu, 13 Agustus 2016

APA ITU POLITIK

Lukisan from indoprogress.com
Gejolak Pemilu benar-benar mampu menyeret siapapun. Dari anak SD sampe Ibu-ibu penyuka sinetron India bahkan professor nyentrik. Politik menjadi menu utama. Penasaran, Dion, anak kelas 3 SD, menanyakan ke ayahnya.

"Pak, politik itu apa sih Pak?"
"Duh nak, pertanyaanmu terlalu berat untuk anak seusiamu".
"Tapi Dion pengen tau Pak".
"OK, begini saja. Bapak coba jelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti".
"Nah, gitu dong Pak".
"Bapak kan kepala keluarga, tugasnya mencari nafkah, dimisalkan Bapak ini Kapitalisme. Kalo Ibumu itu karena mengatur keuangan keluarga, diibaratkan Pemerintah. Kapitalisme dan Pemerintah, yaitu Bapak dan Ibumu tugasnya memenuhi kebutuhanmu sebagai anak, sehingga Bapak ibaratkan kamu ini Rakyat. Nah, Bi Inem pembantu kita, Bapak umpamakan sebagai Buruh. Dan adikmu yang masih kecil itu Bapak anggap Masa Depan. Nah, kalo diibaratkan politik itu seperti itu. Sekarang coba kamu pikirkan sendiri, coba hubungkan dengan praktek kehidupan kita sehari-hari, biar Dion bisa tau apa itu politik".
"Ok deh Pak, makasih". [Dion masuk kamar lalu memikirkan perkataan bapaknya tadi]
Kala tengah malam, Dion mendengar adiknya menangis. Ia terbangun menuju kamar adiknya. Karena adiknya ngompol, Dion bergegas ke kamar orang tuanya, tetapi ia hanya mendapati ibunya lelap. Tak ingin mengganggu ibunya, ia lalu pergi ke kamar Bi Inem.
Kamar itu terkunci. Tak kehabisan akal, Dion mengintip melalui lubang kunci. Betapa kaget saat ia melihat ayahnya sedang 'tidur' dengan pembantunya. Akhirnya Dion pun mengganti popok adiknya meski dengan susah payah. Lalu ia lanjutkan tidur di kamarnya.
Keesokan harinya...
"Pak, Dion sudah paham apa itu politik!"
"Pinter, akhirnya kamu tau apa itu politik, padahal Bapak baru kasih tau sedikit aja. Sekarang coba jelaskan apa itu politik menurutmu!"
"Ketika Kapitalisme menekan dan mengintimidasi BuruhPemerintah hanya tertidur tak bisa berbuat apa-apa, sementara Rakyat pun hanya bisa menjadi penonton dan bingung memikirkan Masa Depan. Maaf, Pak. Dion menjelaskannya pake bahasa politik, karena nggak mau Pemerintah kecewa sama keberadaan Kapitalisme di rumah ini".

Betapa kagetnya ayah Dion mendengarkan perkataan anaknya. Akhirnya Kapitalisme runtuh seketika.***
Share this article now on :

Posting Komentar