Jumat, 28 Juli 2017

REPLIKA SURGA DALAM TAURAT DAN SURGA ASLI

Raja Manu dengan perahu saat Air Bah

Sumber tertulis awal yang jadi rujukan tentang Kisah Penciptaan dan Eden [‘Surga’] mau tidak mau pada Kitab Kejadian [Taurat]. Disebutkan di pasal 2 dan 3 tentang sebuah Taman di Eden bukan Taman Eden; di sebelah Timur [Kej. 2:8]. Eden merupakan nama suatu tempat atau wilayah. [Sebelah Timur dari keberadaan sang penulis kitab itu; timurnya Israel].

Dalam Taurat, banyak kisah yang terjadi dan/atau berhubungan dengan Kawasan Mesopotamia. Memang waktu itu, kerajaan² dan/atau dinasti yang memerintah Mesopotamia [Akkadia, Asyur, Sumer[ia], Babilonia] sangat dominan di wilayah Timur Tengah. Bahkan mampu menaklukan hingga Kanaan [Israel, Ibrani].

Termasuk Abraham yang berasal dari Ûr-Kasdim, sebagian [besar] kisahnya di Taurat terjadi di kawasan Mesopotamia dalam perjalanan bersama keluarganya menuju Kanaan. Perjalanan Abraham tidak setahun duatahun. Puluhan tahun lamanya.

Penaklukan Mesopotamia tentu tidak sekadar membawa pulang hasil rampasan perang dan Abraham hidup di Israel, juga terjadi pembauran budaya termasuk menyebarkan kisah² epik tanah leluhur mereka yaitu Mesopotamia. Apalagi adanya interaksi nyata bani Israel selama pembuangan di Babel.

Maka tidak mengherankan Kisah Penciptaan Kisah Adam/Hawa dan Nabi Nuh [Air Bah] sangat mirip dengan Kisah Enûma Elish, Kisah Shamash/Enkidu, Utnapishtim [Eridu Genesis] Gilgamesh yang adalah kisah² kuno dari Mesopotamia.

Enûma Elish ialah mitos penciptaan Babilonia yang ditemukan oleh Austen Henry Layard pada tahun 1849 dalam bentuk terpisah-pisah di reruntuhan perpustakaan Ashurbanipal di Niniwe, Mosul, Irak, dan dipublikasikan oleh Assyriologist bernama George Smith tahun 1876.

Eridu Genesis adalah Kitab Raja Sumeria yang diperkirakan disusun tahun 2300 SM [jauh sebelum Taurat ditulis]. Eridu adalah "Kota Raja Pertama," dinyatakan dalam ayat seperti ini: "Setelah kerajaan yang turun dari surga, kerajaan itu di Eridu".

Eridu Genesis menceritakan tentang Banjir Besar melanda seluruh negeri. Dimana Utnapishtim diperintahkan oleh para dewa untuk membangun sebuah kapal besar dan mengumpulkan para “benih hidup”. Mirip Nabi Nuh kan?

Shamash adalah bahasa Akkadia sang Dewa Matahari. Juga dikenal sebagai Dewa Keadilan. Kisah tentang Shamash ditemukan dalam Gilgames dan pada Hukum Hammurabi. Disebutkan bahwa Hammurabi menulis Hukumnya pada batu dengan huruf Paku itu, atas perintah Shamash.

TRIAD DEWA TERBESAR DI DUNIA

Shamash yang artinya Matahari, kemudian juga dipuja di Kanaan sebagai Shemesh atau Shapesh atau Shapshu, sebagai Dewi Matahari Kanaan [bukan Dewa].

Memang dalam Kitab Ibrani memuja Shemesh dilarang dengan hukuman dirajam. Tetapi tidak sedikit juga dipuja seperti dalam Mazmur 19. Nama Samson sendiri berasal dari kata shemesh, dan satu tradisi rabbi membandingkan kekuatannya dengan kekuatan matahari. Raja Hizkia dan mungkin raja Yudea lainnya menggunakan segel kerajaan dengan gambar yang mirip dengan penggambaran Shamash di Asyur.

Raja Yosia berusaha untuk menghapuskan penyembahan Matahari [2 Raja-raja 23], meskipun nabi Yehezkiel mengklaim bahwa hal itu menonjol lagi pada zamannya, bahkan di Bait Allah Yerusalem sendiri [Yehezkiel 8:16]. Dalam tradisi Yahudi, Hanukkah menorah memiliki cahaya ekstra, yang disebut shamash.

Shamash [Matahari] adalah anak dari Dewa Bulan Nanna, saudara Dewi Ishtar [Sumeria: Inanna], yang mewakili "bintang" besar Venus. Ketiga dewa dewi inilah yang jadi triad dewa dewi utama [Matahari, Bulan, Bintang] Mesopotamia [Babel] hingga kini dalam astrologi meski dengan nama berbeda.

Triad dewa/wi ini ditemukan dalam simbol² Kenisah/Bait Allah di Yerusalem. Bulan adalah simbol bagian beranda mewakili unsur Badan [tubuh] sebagai hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Bintang jadi simbol bagian tengah Kenisah mewakili Jiwa sebagai hubungan manusia dengan sesama. Matahari simbol bagian terdalam Kenisah tempat Tabut Perjanjian mewakili Ruh sebagai hubungan manusia dengan Sang Pencipta.

Dua diantara 3 simbol ini masih kita lihat di ujung kubah salah satu rumah ibadah hingga kini.

EDEN DALAM ALKITAB

Sebagaimana terdahulu di atas, kata Eden muncul pertama dalam Kejadian 2:8. Eden sejatinya bukan nama taman tetapi nama tempat yang letaknya di sebelah timur dari lokasi penulis kitab itu.

Dari berbagai kemiripan kisah Taurat dengan kisah² yang ada di Kawasan Mesopotamia dengan penjabaran seperti di atas, apalagi dengan menyebut dua [2] nama sungai yang ada di daerah itu, tak ayal Eden adalah salah satu tempat yang berada di wilayah Mesopotamia sesuai gambaran Alkitab.

Ini sekaligus menunjukkan pengaruh Mesopotamia sangat dominan dalam Kisah Penciptaan di Alkitab. Atau memang disadur dari kisah² yang menjadi miliknya rakyat Mesopotamia.

Taman Eden berasal dari bahasa Ibrani ‘Gan Eden’ [Arab : Jannatul 'Adn]. Sementara dalam bahasa Sumeria terdapat kosa kata ‘Edin’ yang berarti ‘Daratan’. Bukan tidak mungkin kata Eden berasal dari kata Edin.

Bangsa Sumeria mulanya hidup di Mesopotamia bagian selatan dekat Teluk Persia kini. Asyur di utara di pesisir Sungai Tigris. Sedangkan Akkadia jauh lebih di utara Mesopotamia.

Di kawasan Sumeria selatan terdapat sebuah pusat perdagangan dari Zaman Perunggu di Pulau Dilmun [kini Bahrain] di Teluk Persia, menggambarkannya sebagai 'tempat terbitnya Matahari' dan 'Negeri Orang-orang yang Hidup', sebagaimana Setting mitos penciptaan Sumeria, Enûma Elish.

Setelah kemerosotannya, dimulai pada sekitar 1500 SM, Dilmun mengembangkan reputasinya sebagai sebuah taman kesempurnaan eksotis yang telah lama lenyap, dan hal ini tampaknya telah memengaruhi cerita Taman Eden.

Dalam proses kebalikannya, para penafsir yang berpikiran harafiah kadang-kadang telah berusaha menciptakan sebuah taman yang mirip Eden di pusat perdagangan di Dilmun seperti yang “dituang” dalam Kitab Kejadian [Pasal 2-3].

REPLIKA & SURGA ASLI

Air Bah di Kitab Kejadian dapat dikatakan hanya merujuk pada kisah serupa dalam Gilgamesh bangsa Mesopotamia, sebagaimana dua kisah Banjir di mitologi Yunani kuno yaitu The Deucalion dan Banjir Zeus dalam Buku I dari Ovid Metamorphoses.

Tapi tentu Gilgamesh juga hanya replika sebagaimana kisah penciptaan Enûma Elish. Semua hanya mencoba mengingat kembali surga asli. Banjir Mesopotamia hanya banjir lokal, tidak mendunia karena disebabkan sungai Eufrat.

Apalagi berdasarkan penelitian tahun 1922, ditemukan lapisan delapan kaki garam dan tanah liat yang mendukung klaim bahwa bencana banjir nyata terjadi ada di daerah ini sekitar 2800 SM, sementara dalam perhitungannya masa akhir Pleistosen terjadi pada 11600 tahun yang lalu ditandai meletusnya Krakatau sebagaimana elaborasi Santos penyebab tenggelamnya Atlantis.

Kisah banjir Sumeria sebagai rujukan Alkitab, ternyata tidak satu²nya tertua. Ribuan tahun sebelumnya, kisah banjir Nuh, justru sangat mirip dengan kisah Kisah Raja Dravida yang bernama Manu yang berkaitan dengan Avatar Matsya Purana.

Jika prihal banjir pada Nuh disampaikan oleh Tuhan, maka Raja Manu diingatkan oleh ikan yang dipeliharanya yang tumbuh menjadi ikan raksasa. Ikan itu adalah wujud dari Dewa Wisnu salah satu Triad Dewa di Hindustan [bandingkan dengan Shamash, Nanna, dan Ishtar di Sumeria atau Zeus, Poseidon, dan Hades di Yunani kuno].

Wisnu [Sang Ikan] memerintahkan Manu harus menempatkan elemen yang paling penting di dunia, termasuk tujuh Resi, biji berbagai jenis tanaman, dan sepasang dari setiap jenis hewan. Ketika banjir mulai, ikan berjanji bahwa ia akan menyelamatkan perahu. Manu mengikuti perintahnya, dan sekali banjir terjadi, ikan tetap setia pada janji Nya, membawa perahu ke tempat yang aman.

Manu mengikat perahu ke tanduk ikan dengan Vasuki, ular ilahi. Ikan kemudian membawa perahu saat banjir, sampai mereka mencapai puncak Himalaya. Setelah hujan telah berhenti dan air telah surut, Manu berlayar ke dataran dan memulai hidup baru.

Kisah banjir yang menyebar di seantero dunia mulai tertelusuri muasalnya ke yang pokok tahap-tahap demi tahap yang kemudian muasal itu seperti temuan Arisyo Santos ternyata berada di Indonesia yang adalah yang asal dan asli dari Surga itu demikianpun Steven Oppenheimmer.

Sehingga tidak salah jika di Lamaholotpun terdapat kisah banjir bah dalam tutur turun temurun tentang “Belebo-lebo” baik di Adonara maupun di Solor tentang muasal suku Niron Maran. Ya di kawasan katulistiwa seperti Jewsensiclopedi: “Surga itu tepat berada di tenggaranya Assiria [Asyur] di Katulistiwa”.※※※

©francislamanepa | 28072017 | Dari berbagai sumber |
Share this article now on :

+ komentar + 1 comment

31 Juli 2017 pukul 14.40

Sayangnya literatur tentang lamaholot tak dapat ditelusuri lebih jauh dari era perdagangan cendana. Beda dengan di timur tengah yg lebih dulu mengenal tulisan. Klo baca buku diktat kritik sastra alkitab, maka ada banyak kisah yang sumbernya adalah mitos dan sastra. bahkan kisah tentang nabi Yusuf di mesir disebut sebagai novel yang populer pada zaman itu.

Terimakasih Simpet Soge atas Komentarnya di REPLIKA SURGA DALAM TAURAT DAN SURGA ASLI

Posting Komentar