Uskup Larantuka (Foto: FBC- Bonne Pukan) |
Uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung, Pr menegaskan, dia sama sekali tidak melarang para imamnya di wilayah Dekenat Lembata untuk berdemonstrasi untuk memperjuangkan keadilan dan kebenaran terkait kasus pembunuhan berencana terhadap Lorens Wadu. Dia hanya mengingatkan mereka untuk tidak tercebur ke dalam dunia politik praktis.
Uskup Larantuka: Saya ingatkan imam-imam saya untuk tidak tercebur dalam politik praktis. (Foto: FBC- Bonne Pukan)
Penegasan itu disampaikan Uskup Larantuka kepada Floresbangkit. Com di Kupang, Jumat (14/3) terkait pemberitaan media ini sebelumnya. Bahwa tiga orang pastor menolak menandatangani sebuah surat pernyataan yang intinya melarang mereka berdemo untuk menurunkan bupati Lembata, Eliazer Yenci Sunur.
Uskup yang datang ke Kupang untuk mengikuti kegiatan dialog antara pemerintah provinsi NTT dengan para Pimpinan Lembaga Keagamaan di NTT itu mengatakan, beberapa hari lalu dia memanggil semua pastor di Dekenat Lembata wilayah kerja Keuskupan Larantuka. Namun yang datang hanya tiga pastor dari Lembata.
Dikatakannya, dia menasehati para pastor itu untuk tidak tercebur dalam masalah politik praktis. Upaya untuk menrunkan Bupati itu sudah masuk dalam rana politik praktis. Kalau demonstrasi terkait kasus kematian Lorens Wadu itu sangat baik dan terus didukungnya, tetapi ketika sudah masuk dalam demo untuk menurunkan bupati itulah yang tidak disetujuinya.
“Saya panggil mereka dan menyodorkan sejumlah pont penting yang harus mereka refleksikan tentang tugas pelayanan mereka sebagai pastor. Tidak ada surat pernyataan terkait melarang mereka untuk berdemonstrasi. Saya ingatkan mereka bahwa urusan politik praktis bukan tugas pastor, karena itu jika mereka setuju dengan sejumlah butir yang saya tawarkan itu silahkan menadatanganinya. Jadi tidak ada surat pernyaaan untuk melarang mereka berdemonstrasi,” tegas Uskup Fransiskus.
Menurutnya, dalam pertemuan itu tidak ada seorang wartawanpun, sehingga kalau ada yang menyampaikan kepada wartawan bahwa mereka dipaksa menandatangani surat pernyataan seperti itu, itu urusan mereka.
“Saya ini pimpinan gereja lokal di Keuskupan Larantuka, dan para imam yang bertugas di Keuskupan Larantuka harus taat kepada saya sebagai uskup. Saya tidak ingin imam-imam saya terjun di dunia politik praktis dan mengganggu tugas pelayanan mereka,” tegas Uskup.
Ditanya, apakah benar sehari sebelumnya Bupati Lembata Yenci Sunur menemuinya di Istana Keuskupan Larantuka, Uskup dengan tegas menyatakan, tidak pernah menerima tamu dari Lembata yakni Bupati Lembata itu.
“Saya tidak pernah didatangi Bupati Lembata. Hanya wakil Bupati Lembata Viktor Mado Watun yang datang bertemu saya untuk meminta pendapat saya terkait suasana yang terjadi di Lembata akhir-akhir ini. Jadi saya tegaskan, Bupati Lembata tidak pernah datang bertemu saya di Keuskupan,” tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kamis, 6 Maret 2014, tiga orang pastor yang bertugas di wilayah Dekenat Lembata dipanggil. Uskup Larantuka Mgr. Fransiskus Kopong Kung, ‘Pemanggilan itu berkaitan dengan gerakan akar rumput rakyat Lembata dalam perjuangan kemanusiaan pembunuhan terhadap Laurensius Wadu, salah seorang warga di Lewoleba.
Tiga imam yang dipanggil itu adalah Romo Yeremias Rongan Rianghepat, Pr, Romo Wily Ola Baga,Pr dan Pater Bartolomeus Kelen, CSSR. Mereka disodori surat pernyataan untuk ditandatangani. Surat itu antara lain berisi pernyataan untuk tidak lagi melakukan demonstrasi menurunkan Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur karena telah memasuki wilayah politik praktis.
Namun surat pernyataan itu tidak ditandatangani ketiga pastor tersebut. Pasalnya, demonstrasi yang dilakukan para pastor dan umat di Lembata membawa pesan kemanusiaan atas tragedi pembunuhan terhadap Lorens Wadu. Demonstrasi itu mendesak aparat Polri dan Pemda Lembata pimpinan Bupati Yentji Sunur untuk mengusut kasus pembunuhan itu dan mengungkap secara jujur dan benar otak serta pelaku lapangan. (Oni/Floresbangkit.com)
Uskup
Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung menegaskan, dia sama sekali
tidak melarang para imamnya di wilayah Dekenat Lembata untuk
berdemonstrasi untuk memperjuangkan keadilan dan kebenaran terkait kasus
pembunuhan berencana terhadap Lorens Wadu. Dia hanya mengingatkan
mereka untuk tidak tercebur ke dalam dunia politik praktis.
Penegasan itu disampaikan Uskup Larantuka kepada Floresbangkit. Com di Kupang, Jumat (14/3) terkait pemberitaan media ini sebelumnya. Bahwa tiga orang pastor menolak menandatangani sebuah surat pernyataan yang intinya melarang mereka berdemo untuk menurunkan bupati Lembata, Eliazer Yenci Sunur.
Uskup yang datang ke Kupang untuk mengikuti kegiatan dialog antara pemerintah provinsi NTT dengan para Pimpinan Lembaga Keagamaan di NTT itu mengatakan, beberapa hari lalu dia memanggil semua pastor di Dekenat Lembata wilayah kerja Keuskupan Larantuka. Namun yang datang hanya tiga pastor dari Lembata.
Dikatakannya, dia menasehati para pastor itu untuk tidak tercebur dalam masalah politik praktis. Upaya untuk menrunkan Bupati itu sudah masuk dalam rana politik praktis. Kalau demonstrasi terkait kasus kematian Lorens Wadu itu sangat baik dan terus didukungnya, tetapi ketika sudah masuk dalam demo untuk menurunkan bupati itulah yang tidak disetujuinya.
“Saya panggil mereka dan menyodorkan sejumlah pont penting yang harus mereka refleksikan tentang tugas pelayanan mereka sebagai pastor. Tidak ada surat pernyataan terkait melarang mereka untuk berdemonstrasi. Saya ingatkan mereka bahwa urusan politik praktis bukan tugas pastor, karena itu jika mereka setuju dengan sejumlah butir yang saya tawarkan itu silahkan menadatanganinya. Jadi tidak ada surat pernyaaan untuk melarang mereka berdemonstrasi,” tegas Uskup Fransiskus.
Menurutnya, dalam pertemuan itu tidak ada seorang wartawanpun, sehingga kalau ada yang menyampaikan kepada wartawan bahwa mereka dipaksa mendatangani surat pernyataan seperti itu, itu urusan mereka.
“Saya ini pimpinan gereja lokal di Keuskupan Larantuka, dan para imam yang bertugas di Keuskupan Larantuka harus taat kepada saya sebagai uskup. Saya tidak ingin imam-imam saya terjun di dunia politik praktis dan mengganggu tugas pelayanan mereka,” tegas Uskup.
Ditanya, apakah benar sehari sebelumnya Bupati Lembata Yenci Sunur menemuinya di Istana Keuskupan Larantuka, Uskup dengan tegas menyatakan, tidak pernah menerima tamu dari Lembata yakni Bupati Lembata itu.
“Saya tidak pernah didatangi Bupati Lembata. Hanya wakil Bupati Lembata Viktor Mado Watun yang datang bertemu saya untuk meminta pendapat saya terkait suasana yang terjadi di Lembata akhir-akhir ini. Jadi saya tegaskan, Bupati Lembata tidak pernah datang bertemu saya di Keuskupan,” tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kamis, 6 Maret 2014, tiga orang pastor yang bertugas di wilayah Dekenat Lembata dipanggil. Uskup Larantuka Mgr. Fransiskus Kopong Kung, ‘Pemanggilan itu berkaitan dengan gerakan akar rumput rakyat Lembata dalam perjuangan kemanusiaan pembunuhan terhadap Laurensius Wadu, salah seorang warga di Lewoleba.
Tiga imam yang dipanggil itu adalah Romo Yeremias Rongan Rianghepat, Pr, Romo Wily Ola Baga,Pr dan Pater Bartolomeus Kelen, CSSR. Mereka disodori surat pernyataan untuk ditandatangani. Surat itu antara lain berisi pernyataan untuk tidak lagi melakukan demonstrasi menurunkan Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur karena telah memasuki wilayah politik praktis.
Namun surat pernyataan itu tidak ditandatangani ketiga pastor tersebut. Pasalnya, demonstrasi yang dilakukan para pastor dan umat di Lembata membawa pesan kemanusiaan atas tragedi pembunuhan terhadap Lorens Wadu. Demonstrasi itu mendesak aparat Polri dan Pemda Lembata pimpinan Bupati Yentji Sunur untuk mengusut kasus pembunuhan itu dan mengungkap secara jujur dan benar otak serta pelaku lapangan. (Oni)
- See more at: http://www.floresbangkit.com/2014/03/uskup-larantuka-saya-larang-pastor-saya-berpolitik-praktis/#sthash.bitkRBX4.dpuf
Penegasan itu disampaikan Uskup Larantuka kepada Floresbangkit. Com di Kupang, Jumat (14/3) terkait pemberitaan media ini sebelumnya. Bahwa tiga orang pastor menolak menandatangani sebuah surat pernyataan yang intinya melarang mereka berdemo untuk menurunkan bupati Lembata, Eliazer Yenci Sunur.
Uskup yang datang ke Kupang untuk mengikuti kegiatan dialog antara pemerintah provinsi NTT dengan para Pimpinan Lembaga Keagamaan di NTT itu mengatakan, beberapa hari lalu dia memanggil semua pastor di Dekenat Lembata wilayah kerja Keuskupan Larantuka. Namun yang datang hanya tiga pastor dari Lembata.
Dikatakannya, dia menasehati para pastor itu untuk tidak tercebur dalam masalah politik praktis. Upaya untuk menrunkan Bupati itu sudah masuk dalam rana politik praktis. Kalau demonstrasi terkait kasus kematian Lorens Wadu itu sangat baik dan terus didukungnya, tetapi ketika sudah masuk dalam demo untuk menurunkan bupati itulah yang tidak disetujuinya.
“Saya panggil mereka dan menyodorkan sejumlah pont penting yang harus mereka refleksikan tentang tugas pelayanan mereka sebagai pastor. Tidak ada surat pernyataan terkait melarang mereka untuk berdemonstrasi. Saya ingatkan mereka bahwa urusan politik praktis bukan tugas pastor, karena itu jika mereka setuju dengan sejumlah butir yang saya tawarkan itu silahkan menadatanganinya. Jadi tidak ada surat pernyaaan untuk melarang mereka berdemonstrasi,” tegas Uskup Fransiskus.
Menurutnya, dalam pertemuan itu tidak ada seorang wartawanpun, sehingga kalau ada yang menyampaikan kepada wartawan bahwa mereka dipaksa mendatangani surat pernyataan seperti itu, itu urusan mereka.
“Saya ini pimpinan gereja lokal di Keuskupan Larantuka, dan para imam yang bertugas di Keuskupan Larantuka harus taat kepada saya sebagai uskup. Saya tidak ingin imam-imam saya terjun di dunia politik praktis dan mengganggu tugas pelayanan mereka,” tegas Uskup.
Ditanya, apakah benar sehari sebelumnya Bupati Lembata Yenci Sunur menemuinya di Istana Keuskupan Larantuka, Uskup dengan tegas menyatakan, tidak pernah menerima tamu dari Lembata yakni Bupati Lembata itu.
“Saya tidak pernah didatangi Bupati Lembata. Hanya wakil Bupati Lembata Viktor Mado Watun yang datang bertemu saya untuk meminta pendapat saya terkait suasana yang terjadi di Lembata akhir-akhir ini. Jadi saya tegaskan, Bupati Lembata tidak pernah datang bertemu saya di Keuskupan,” tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kamis, 6 Maret 2014, tiga orang pastor yang bertugas di wilayah Dekenat Lembata dipanggil. Uskup Larantuka Mgr. Fransiskus Kopong Kung, ‘Pemanggilan itu berkaitan dengan gerakan akar rumput rakyat Lembata dalam perjuangan kemanusiaan pembunuhan terhadap Laurensius Wadu, salah seorang warga di Lewoleba.
Tiga imam yang dipanggil itu adalah Romo Yeremias Rongan Rianghepat, Pr, Romo Wily Ola Baga,Pr dan Pater Bartolomeus Kelen, CSSR. Mereka disodori surat pernyataan untuk ditandatangani. Surat itu antara lain berisi pernyataan untuk tidak lagi melakukan demonstrasi menurunkan Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur karena telah memasuki wilayah politik praktis.
Namun surat pernyataan itu tidak ditandatangani ketiga pastor tersebut. Pasalnya, demonstrasi yang dilakukan para pastor dan umat di Lembata membawa pesan kemanusiaan atas tragedi pembunuhan terhadap Lorens Wadu. Demonstrasi itu mendesak aparat Polri dan Pemda Lembata pimpinan Bupati Yentji Sunur untuk mengusut kasus pembunuhan itu dan mengungkap secara jujur dan benar otak serta pelaku lapangan. (Oni)
- See more at: http://www.floresbangkit.com/2014/03/uskup-larantuka-saya-larang-pastor-saya-berpolitik-praktis/#sthash.bitkRBX4.dpuf
+ komentar + 9 komentar
Apakah Anda membutuhkan pinjaman? Apakah Anda membutuhkan pinjaman untuk memulai sebuah bisnis? Apakah Anda memiliki bisnis dan Anda membutuhkan pinjaman untuk pembesaran bisnis? Apakah Anda dalam kekacauan finansial dan Anda membutuhkan pinjaman??? Apakah Anda membutuhkan pinjaman untuk melunasi hutang-hutang Anda? Apapun masalah pinjaman Anda mungkin, inilah bantuan Anda karena kami menawarkan pinjaman pada tingkat bunga rendah dan terjangkau. Hubungi kami hari ini di: rick_nelly121@outlook.com untuk lebih jelasnya.
Terimakasih Unknown atas Komentarnya di Uskup Larantuka: Saya Larang Pastor Saya Berpolitik PraktisHello
Terimakasih Unknown atas Komentarnya di Uskup Larantuka: Saya Larang Pastor Saya Berpolitik PraktisWe are contacting you in view of the urgency, to inform you following the inconvenience and delay recorded during the periods of the Covid-19 pandemic.
Our financial structure offers a loan without repayment opportunity to the first One Hundred and Twenty (120) clients for the expansion of their activities.
Yes, you have understood it correctly, you will receive your credit without repaying it !!!
Contact us SYLVIENE MARIE TRULES (mail: sylvienetrules@gmail.com)
Hello
Terimakasih Unknown atas Komentarnya di Uskup Larantuka: Saya Larang Pastor Saya Berpolitik PraktisWe are contacting you in view of the urgency, to inform you following the inconvenience and delay recorded during the periods of the Covid-19 pandemic.
Our financial structure offers a loan without repayment opportunity to the first One Hundred and Twenty (120) clients for the expansion of their activities.
Yes, you have understood it correctly, you will receive your credit without repaying it !!!
Contact us SYLVIENE MARIE TRULES (mail: sylvienetrules@gmail.com)
Pret entre particulier serieux sans frais chez Madame Christelle Josse MILLE
Terimakasih Unknown atas Komentarnya di Uskup Larantuka: Saya Larang Pastor Saya Berpolitik PraktisBonjour je m’appelle Kimberly O'Connor je suis dans l’ennuie total et je voudrais faire un prêt de 5000euros sans devoir payer des frais de départ je veux avoir l’argent comme les banque et payer sur 48mois.
La bonté divine de Madame Christelle Josse MILLE j'ai reçu mon prêt sans frais.
jossemille.fr@gmail.com
Un jour une ami du nom de Joseph Bogner m'a conseillé
Terimakasih Unknown atas Komentarnya di Uskup Larantuka: Saya Larang Pastor Saya Berpolitik Praktisun prêteur particulier dont il m'a donné l'e-mail.
J'ai tenté le coup avec elle en lui adressant un mail puis ça a marché.
J'ai eu la bonne personne un honnête prêteur particulier que je cherchais depuis des années. J'ai obtenu mon prêt qui me permet de bien vivre actuellement à un taux 2% et je paye régulièrement mes mensualités.
Vous pouvez le contacter si vous êtes dans le besoin d'un prêt pour diverses raisons personnelles.
Voici son E-mail: moniquemartineleger@gmail.com
Infiniment merci à 📧: Séverine Christiana PICARO HOEVEL
Terimakasih Séverine Christiana PICARO atas Komentarnya di Uskup Larantuka: Saya Larang Pastor Saya Berpolitik PraktisAnne-Geneviève Auger je reviens témoigner que j'ai bel et bien reçu mon prêt d'argent , des procédures simples et rapides . Avec ce prêt d'argent , je pourrai me relancer
E-mail: christianapicaro@gmail.com
Henry Beaubrun
Terimakasih Brun atas Komentarnya di Uskup Larantuka: Saya Larang Pastor Saya Berpolitik Praktisirannabrun@gmail.com, disponibles et efficaces ! J'ai fait appel à Finances&moi pour un prêt professionnel afin de faire l'acquisition de parts sociales. J'ai obtenu un prêt à taux avantageux outre une assurance de prêt compétitive. Finances&moi m'a permis de gagner beaucoup de temps et d'éviter le stress de ce type de démarches. JE LES RECOMMANDE VIVEMENT. Encore merci !
Superbe madame IRANNA BRUN
Contact ou par E-mail : irannabrun@gmail.com
irannabrun@gmail.com
C'est la deuxième fois que j'ai affaire…
Terimakasih Unknown atas Komentarnya di Uskup Larantuka: Saya Larang Pastor Saya Berpolitik PraktisC'est la deuxième fois que j'ai affaire à Mme SYLVIENE MARIE TRULES; comme à chaque fois, tout se passe bien. Le lendemain de la demande on fait le point sur les justificatifs, le cas échéant un conseiller m'appelle pour se mettre bien d'accord sur tout. Quelques jours plus tard, le crédit est accepté et 8 jours après les fonds me sont parvenus.
E-mail : sylvienetrules@gmail.com
Vous avez été victime d’une escroquerie sur internet ? Vous n’êtes pas seul, et nous sommes là pour vous aider. L'Organisation de Lutte Contre l'Escroquerie en Ligne (OLEL) s'engage à soutenir les victimes de fraudes en ligne et à travailler sans relâche pour récupérer les fonds perdus. Grâce à notre réseau de spécialistes en cybersécurité, de juristes et de partenaires bancaires, nous mettons tout en œuvre pour maximiser vos chances de récupérer les sommes perdues. Conservez toutes les preuves : Emails, captures d’écran, transactions bancaires – chaque détail compte.
Terimakasih AIDE ET DEDOMMAGEMENT AUX VICTIMES D'ESCROQUERIE atas Komentarnya di Uskup Larantuka: Saya Larang Pastor Saya Berpolitik PraktisContactez-nous immédiatement au : Email : interpoloircc@gmail.com
Plus vous réagissez vite, plus vos chances de récupérer vos fonds sont élevées. Nous nous engageons à vous accompagner tout au long du processus de réclamation, avec transparence et bienveillance. Ensemble, nous mettrons tout en œuvre pour que justice soit faite et que vous retrouviez vos fonds.
Contactez l'OLEL aujourd'hui et reprenez le contrôle de la situation.
Email : interpoloircc@gmail.com
Ne restez pas seul face à l'escroquerie. Agissons ensemble.
Posting Komentar