Gumung [Ile] Mandiri di Kota Larantuka, Flores |
Sesudah menaklukkan Malaka [1511], wakil raja Alfonso
de Albuquerquer mengirim sebuah armada kecil dibawah pimpinan Antonio de Abreu
untuk mencari jalan laut menuju pulau rempah-rempah [Maluku]. Agaknya para
anggota ekspedisi inilah yang menamakan pulau yang disinggahi [Cabo des
Flores]. Sekurang-kurangnya dalam peta dunia yang dipublikasi oleh Mercator di
tahun 1569, Flores sudah menempati posisi penting diantara pulau-pulau yang
terletak disebelah timur Malaka.
Nama Flores sudah pasti ada sejak 1544, menurut
C.C.F.M Le Roux malah sudah dapat ditunjukkan sejak 1512. Mula-mula hanya
ditujukan untuk wilayah Tanjung Bunga. Dan sejak tahun 1636 oleh orang Belanda
digunakan untuk seluruh pulau. Namun menurut P. Saren Orinbao, nama purba
Flores adalah Nusa Nipa [Nipa=Ular].
Namun dapat dipastikan bahwa yang telah
menemukan pulau ini adalah Kerajaan Majapahit dalam abad ke 14. Di tahun 1365
dalam buku Negara Kertagama, sudah dicantumkan pulau di wilayah ini sebagai
bagian dari Majapahit. Maka setidaknya Flores merupakan sedikitnya nama
pemberian negara kolonial ratusan tahun lalu dan masih digunakan hingga saat ini. Dan
Flores Timur merupakan satu-satunya kabupaten se Flores yang tetap menggunakan
nama Flores.
Sementara, Jurnal kapal layar Victoria dan St.
Antonio dibawah pimpinan nahkoda "del Alcano”, catatan yang di buat oleh
seorang bangsawan Italia (penulis) Antonio Pigafetta, disebut bahwa dalam
bulan Januari dan Februari 1522 –dalam perjalanan menuju Madrid kedua kapal
dari Ekspedisi Magelhaens- telah melewati perairan Alor dan Solor. Dan nama
pulau ini disebut SOLOR.
Solor sendiri dapat kita telusuri dari kata
Solot-Holot yang kesatuan teritorinya disebut LAMAHOLOT.***FrankLamanepa [Berbagai Sumber]
Posting Komentar