Kawan ...
Dari desa aku di sini;
Diam, tapi menatap!
Terujuk timpahan air terjun gunung;
Sakit, namun sabar dan bertahan!
Dihempas angin lembah;
Kering, tapi menyapa!
Terbirit-birit dikejar macan congkak;
Takut, namun setia meski bercucur darah
Tanpa perlawanan,
ditikam dingin udara gunung,
Berdoa;
Meski kata-kata telah jadi arca kaku
Bisu tanpa arah,
dihadapkan jurang dan tebing terjal;
Tetap bermimpi!;
Jikapun tidur telah mematung
Aku masih di sini;
Diselimuti rimba raya gelap
Masih terus menanti;
Harapan silam penduduk desa
Aku tetap bernyanyi;
Meski itu cuma elegi,
Demi menetesnya mimpi-mimpi rakyat
Beritakan dan sampaikan,
pada yang terluka;
Bisikkan dan katakan,
kepada yang tertindas;
Tegarkan dan kuatkan,
bagi dia yang sakit karena aku;
Bahwa alam tetap setia,
sayangi penduduk;
Alam selalu terima harapan,
impian rakyat
Bahwa:
Alam tidak jahat!
Alam tercipta untuk dampingi,
wujudkan mimpi-mimpi Putri Kota;
Selalu!
Meski sering dilukai,
selalu diingkari;
Kawan!
Malang; 09 September 1999 [Cerita Usang]
Posting Komentar