Kamis, 08 September 2016

Petarung Pemenang; Butuh Strategi Tak Lazim Selain Kemampuan!


Bertarung dengan Strategi Tak Lazim [Paradoks] dan Tanpa Beban, adalah ciri Petarung Sejati dalam tiap pertarungan; apapun itu! Apalagi dalam kondisi ekstrim [Suhu, Cuaca, Kebiasaan, dan Underpressure]. Kemenangan suatu pertarungan membutuhkan strategi dan taktis yang diluar pakem; diluar kebiasaan umum.
Race MotoGP 2016 seri ke-11 sirkuit Brno Republik Ceko [21/08], saking diluar dugaan, telah memecahkan beberapa rekor baru. Cal Crutchlow [35] untuk pertama kali sepanjang sejarah MotoGP berhasil tampil sebagai juara dengan sangat impresif. Tidak hanya itu, Inggris akhiri masa paceklik juara selama 35 tahun, angka yang sama sesuai nomor pembalap tim satelit LCR Honda [RC213V] itu.
Sirkuit Brno memiliki panjang lintasan 5,4 km dan lebar 15 m dengan 6 tikungan ke kiri dan 8 tikungan ke kanan serta mempunyai trek panjang 636 m. Seri berilangsung dalam 22 lap dengan total jarak 118,9 km atau 73,9 mil.
Kemenangan Crutchlow meruntuhkan sekian banyak prediksi para pakar, praktisi, hingga sekadar penggemar fanatic MotoGP. Ia tampil dengan posisi start 10, sangat tak menjamin masuk dalam 5 besar. Ia persis berada di bawah Pedrosa [9]. Urutan pertama Marquez sementara Rossi posisi 6.
Crutchlow membakar habis mimpi Rossi, Marquez, Lorenzo, bahkan para penunggang Ducati; Ianone dan Dovisiozo. Ia sangat tak dihitung. Dianggap pelengkap. Apalagi saat mulai race, sirkuit digenangi basah. Hujan masih terjadi. Rider yang merasa pakem dalam kondisi basah, tentu mengganggap peluang emas. Terutama Rossi dan rider Ducati yang terbukti sebelumnya sangat tangguh ketika hujan.
Hampir semua rider turun dengan tipe ban soft-soft [Depan-Belakang]. Kecuali salah satunya Rossi dengan Soft-Hard. Ini terbukti ketika lap awal, hanya yang gunakan soft-soft melaju memimpin race terdepan seperti tim Ducati. Rossi malah melorot hingga urutan 15.

Sama halnya dengan Crutchlow, sempat melorot posisi 15. Tapi Crutchlow memang petarung tangguh. Tipe bannya meskipun Hard-Hard [sangat paradoks], yang memang tak berfungsi maximal dalam kondisi basah, justru menukik pelan menuju posisi 10. Rossi yang semestinya masih sedikit tertolong karena ban depannya Soft, malah keteter.
Crutchlow malah merengsek makin cepat. Dan ketika berduel dengan pembalap Ducati merebutkan urutan pertama, pembalap nomor 35 ini berhasil meliwatinya, bahkan meninggalkan jauh para rider di belakangannya. Kondisi sirkut mulai mengering. Dengan pilihan tipe bannya, Crutchlow adalah petarung cerdas dengan strategi tak lazim. Disamping itu, ia tentu saja tidak terbebani urusan menjaga jumlah point. Ia bertarung “tanpa beban”.***Francis Lamanepa




Share this article now on :

Posting Komentar