Rabu, 16 November 2016

Closing Statement Agus Payong Boli

Debat Publik Antar Paslon Pilkada Flotim, Sabtu, [12/11] Gedung OMK KL; pict by francislamanepa

Untuk
pertama kali dalam sejarah Pilkada Flores Timur [Flotim], diadakan Debat Publik antar Pasangan Calon [Paslon] oleh KPU Kabupaten Flotim di Gedung OMK Keuskupan Larantuka, Sabtu, [12/11].

Debat yang dimoderasi oleh Widya Saputra ini, diikuti oleh seluruh paslon Pilkada Flotim 2017. Ande-Paul [Ande Kedang-Paul Tokan], LURUS [Lukman Riberu-Marianus Bulin], DOA EMA [Yosni Herin-Marius Paty], ANTERO [Anton Doni-Ruth Wungubelen], RUMAH KITA [Yos Usen-Mel Fz], dan BREUN [Anton Hadjon-Agus Boli].

Dari tiga [3] sesi Debat Publik ini, yang dimulai dengan pemaparan Visi, Misi, dan Program paslon, sesi yang paling menyajikan kesan berbeda adalah bagian terakhir, Closing Statement [CS] paslon. Adalah CS calon wakil bupati paket Breun, Agus Payong Boli menuai tanggapan meluas, bahkan hingga kini sangat viral di tengah masyarakat dan media sosial.

Apa sich isi dari CS itu yang menyulut kontroversi? Berikut kami sertakan transkrip CS Agus Payong Boli.

"Baik. Selamat sore untuk kita semua. Yang Mulia Bapa Uskup. Sebagai yang mulia di... religius agama Katolik dan yang tertua di ruang ini, perkenankan saya sebagai orang muda berbicara pada saat ini.
Kami paket termuda. Saya 36, Pak Anton 45 tahun. Kenapa kami masih muda dan pingin mengabdi meninggalkan zona nyaman di DPRD? Ada dua pendasaran. Pertama, kami Katolik 100% dan secara iman Katolik, mohon maaf kepada teman-teman beragama lain [Terdengar riuh di barisan audience], kami meyakini.
Di Kitab Yeremia pasal 1 ayat 6, Yeremia mengatakan "Ah Tuhan Allah, saya masih terlalu muda, tetapi Tuhan biarlah aku akan memberi roh kebijaksanaan Tuhan untuk memimpin yang baik". Itu secara iman Katolik.
Kami dua, Lamaholot 100% dan kami meyakini itu dari versi adat, melalui ajaran lelulur Lamaholot dahulu kala, mohon maaf saya pakai bahasa Lamaholot:
"Nolo, kalo nuho tawa teti timu hau, beliwan lali warat haka, maka ama puken neti koda si lewo muren, tobo leta, nein koda muren si deket lewotana [....... ...] lodo lali guang laga, belo lu'o tubak beliwan". 
Beliwan dan ucapan ini adalah ketertinggalan pembangunan. Dan kami orang muda Lamaholot, siap ke laga untuk memberantasnya. Sekian dan terima kasih."

Bahwa kemudian isi CS dimaksud menimbulkan makna berbeda, itu menjadi milik pembaca sekalian.***francislamanepa

Share this article now on :

Posting Komentar